Sejarah Pantai Sundak
Pada jaman dahulu ada seekor anjing milik dari penduduk setempat bernama Arjasangku yang sedang mencari makan di bibir pantai sampai kemudian anjing tersebut menemukan landak di gua yang terbentuk dari batu karang, yang letaknya tak jauh dari pantai. Pada saat itu terjadilah perkelahian antara kedua hewan ini dan akhirnya anjing menang dan memangsa landak. Arjasangku yang melihat anjingnya keluar dari gua dengan membawa potongan tubuh landak segera memeriksa ke dalam gua. Pasalnya, selain heran dengan potongan yang dibawa anjingnya, ia juga bertanya-tanya kenapa ketika keluar dari gua anjingnya basah kuyup. Tak disangka, selain menemukan potongan tubuh landak, ia juga menemukan mata air. Kabar ditemukannya mata air ini pun segera menyebar karena penduduk sekitar Sundak selama ini memang hidup dalam kekeringan. Mulai saat itu nama Wedimbedah diganti Sundak.
Selain latar belakang namanya, Pantai Sundak juga menyuguhkan panorama alam yang istimewa. Tebing karang yang ada di sisi timur dan barat Sundak misalnya, bagus untuk dijadikan latar belakang foto. Hamparan pasir putih Sundak juga turut menambah keindahan pantai. Sekalipun garis pantainya tak begitu panjang, keindahan Sundak didukung dengan kebersihannya. Dan menariknya ada karang-karang kecil yang menghampar sampai 30 meter dari bibir pantai. Karang-karang tersebut rata dan permukaannya tak kasar, malah terasa lembut di kaki. Ini karena karang-karang tersebut diselimuti tumbuhan-tumbuhan laut yang menyerupai rumput.
Akses Menuju Pantai Sundak
Jika anda naik kendaraan umum, anda bisa naik bus dari terminal Giwangan. Setelah perjalanan satu jam anda akan sampai di pasar Wonosari. Turun dan carilah bus kecil ke arah Pantai Baron atau Krakal. Setelah menumpang bus kecil tersebut selama 40 menit sampai satu jam anda akan sampai di Sundak.
Retribusi masuk ke pantai Sundak seharga Rp. 2000 per orang. Ditambah biaya parkir Rp. 2000 untuk motor dan Rp 3000 untuk mobil jika anda membawa mobil pribadi.