Sabtu, 18 Oktober 2025

Dedi Mulyadi Gubernur Jawa Barat dan Kampung Budaya Lembur Pakuan

Dedi Mulyadi: Gubernur Jawa Barat dan Sejarah Lembur Pakuan

Dedi Mulyadi dan Lembur Pakuan: Harmoni Budaya Sunda di Tanah Jawa Barat

Dedi Mulyadi Gubernur Jawa Barat
Dedi Mulyadi — Gubernur Jawa Barat 2025–2030

H. Dedi Mulyadi, S.H. adalah sosok yang dikenal luas karena kepeduliannya terhadap kebudayaan Sunda dan masyarakat Jawa Barat. Sebagai pemimpin, ia menampilkan gaya yang khas — sederhana, humanis, dan penuh filosofi. Lahir di Subang pada 11 April 1971, Dedi meniti jalan politik dengan niat menjadikan budaya sebagai napas pembangunan.

Riwayat Hidup dan Karier Politik

Nama LengkapH. Dedi Mulyadi, S.H., M.M.
Nama PanggilanKang Dedi / KDM
Tempat, Tanggal Lahir Subang, 11 April 1971
AgamaIslam
Orang TuaSahlin Ahmad Suryana (ayah) dan Karsiti (ibu)
Pendidikan
  • SD Subakti, Subang
  • SMP Kalijati
  • SMA Negeri 1 Purwadadi
  • Sarjana Hukum (S.H.) – Sekolah Tinggi Hukum Purnawarman, Purwakarta
Karier Politik
  • Anggota DPRD Kabupaten Purwakarta (1999)
  • Wakil Bupati Purwakarta (2003–2008)
  • Bupati Purwakarta (2008–2018)
  • Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat (2016–2020)
  • Anggota DPR RI (2019–2023)
  • Gubernur Jawa Barat (2025–2030)
Pasangan & Anak
  • Anne Ratna Mustika (cerai 2023)
  • Anak: Yudistira Manunggaling Rahmaning Hurip, Hyang Sukma Ayu, Maulana Akbar Ahmad Habibie
Kampung HalamanDesa Sukasari, Kecamatan Dawuan, Kabupaten Subang, Jawa Barat

Sebelum menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat, Dedi dikenal sebagai Bupati Purwakarta selama dua periode (2008–2018). Masa kepemimpinannya diwarnai dengan terobosan yang mengedepankan nilai-nilai budaya Sunda. Ia menata ruang publik dengan simbol-simbol kasundaan — dari patung, gapura, hingga tata ruang kota yang menenangkan dan penuh makna.

Dedi Mulyadi sering mengutip filosofi hidup Sunda, seperti silih asih, silih asah, silih asuh, yang berarti saling menyayangi, saling menasihati, dan saling menjaga. Nilai-nilai ini menjadi dasar kebijakannya dalam membangun daerah, terutama di bidang sosial, pendidikan, dan lingkungan.

Filosofi Kepemimpinan Sunda

Dalam pandangan Dedi, seorang pemimpin bukan sekadar pejabat, melainkan pelayan rakyat. Ia kerap turun langsung ke desa-desa, berbincang dengan petani, nelayan, dan pedagang kecil. Sikapnya yang merakyat membuatnya digemari banyak kalangan. Ia meyakini bahwa kemajuan daerah harus dimulai dari akar budaya sendiri.

Sebagai Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi memperkenalkan program “Ngajaga Lembur” inisiatif pelestarian lingkungan dan budaya desa. Program ini bertujuan menjaga keseimbangan antara pembangunan modern dan kelestarian nilai-nilai tradisional.

Awal Berdirinya Lembur Pakuan

Salah satu warisan besar Dedi Mulyadi adalah gagasan Lembur Pakuan sebuah kawasan budaya yang terletak di Desa Sukasari, Kecamatan Dawuan, Kabupaten Subang. Inisiatif ini digagas oleh Dedi Mulyadi untuk mengangkat kembali nilai-nilai budaya Sunda melalui pembangunan kampung yang indah, hijau, dan bernuansa tradisional. Lembur Pakuan bukan hanya destinasi wisata, tetapi ruang edukasi budaya yang memadukan seni, sejarah, dan filosofi hidup masyarakat Sunda.

Nama “Lembur Pakuan” terinspirasi dari “Pakuan Pajajaran”, “Lembur” berarti kampung, sedangkan “Pakuan” merujuk pada nama ibu kota Kerajaan Sunda di masa lampau. Namun, Dedi Mulyadi menegaskan bahwa Lembur Pakuan bukanlah situs sejarah kuno, melainkan reinterpretasi modern dari semangat kebudayaan Sunda. Simbol kejayaan Tatar Sunda masa lalu. Dedi Mulyadi menghidupkan kembali semangat Pakuan melalui pembangunan kampung ini, dengan rumah-rumah tradisional bambu, bale desa, dan area terbuka yang dikelilingi sawah serta pepohonan.

Awal Pembangunan

  • Pembangunan dimulai dari gagasan pribadi Dedi Mulyadi untuk mengubah kampung halamannya menjadi desa budaya.
  • Ia melibatkan masyarakat sekitar dalam penghijauan, tata ruang, dan pembangunan rumah-rumah bergaya arsitektur Sunda.
  • Proyek ini kemudian berkembang menjadi destinasi wisata budaya dan edukasi bagi masyarakat Jawa Barat.
Lembur Pakuan Subang
Lembur Pakuan — Kampung Budaya Sunda di Subang

Nilai dan Fungsi

Di Lembur Pakuan, masyarakat dapat belajar kesenian Sunda, seperti angklung, kecapi suling, wayang golek, dan tarian tradisional. Selain itu, ada pula kegiatan ngamumule leuweung (menjaga hutan) dan pertanian organik, yang menegaskan hubungan harmonis antara manusia dan alam.

Kawasan ini menjadi representasi visi Dedi Mulyadi: “Ngahudangkeun jiwa Sunda” — membangkitkan jiwa Sunda yang ramah, cerdas, dan berbudaya. Ia ingin agar setiap warga Jawa Barat merasa bangga terhadap jati dirinya, serta memahami bahwa kemajuan sejati lahir dari akar budaya sendiri.

Pesan Kang Dedi: “Hirup téh ulah pegat ti alam jeung budaya. Sabab dina éta aya kahirupan nu sajati — nu ngajadikeun urang manusa Sunda nu nyunda.”

Warisan dan Harapan

Kini, Lembur Pakuan terus berkembang sebagai pusat kegiatan budaya, wisata edukatif, dan penelitian kesundaan. Banyak sekolah dan komunitas datang ke sana untuk belajar nilai-nilai kearifan lokal. Dedi Mulyadi berharap, inisiatif ini menjadi model bagi daerah lain untuk membangun dengan jiwa budaya.

Perjalanan hidup Dedi Mulyadi membuktikan bahwa budaya bukan penghambat kemajuan, melainkan pondasi moral yang memperkuat karakter bangsa. Dengan semangat Sunda yang lemah lembut namun tegas, ia menuntun masyarakat menuju masa depan yang lebih beradab dan berbudaya.

© 2025 Budaya Sunda & Pakuan Media — Artikel edukatif tentang Dedi Mulyadi dan Lembur Pakuan. Sumber data dikompilasi dari arsip publik, wawancara, dan literatur budaya Jawa Barat.

0 komentar:

Posting Komentar