Sabtu, 22 Februari 2025

Lagu Jawa Gundul Gundul Pacul

Sejak Kapan Kamu Tau Bahwa Pencipta Lagu Jawa Gundul Gundul Pacul Adalah Sunan Kalijaga..?

GUNDUL-GUNDUL PACUL

Gundul gundul pacul-cul, gembelengan. Nyunggi nyunggi wakul-kul, gembelengan.
Wakul ngglimpang segane dadi sak latar.

Tembang Jawa ini di ciptakan tahun 1400an oleh Sunan Kalijaga dan teman-temannya yang masih remaja dan mempunyai arti filosofis yangg dalam dan sangat mulia.

Gundul
Adalah kepala plonthos tanpa rambut. Kepala adalah lambang kehormatan, kemuliaan seseorang. Rambut adalah mahkota lambang keindahan kepala. Maka gundul artinya kehormatan yang tanpa mahkota.  Pacul (cangkul) Adalah lambang kawula rendah yang kebanyakan adalah petani.

Gundul pacul
Artinya bahwa seorang pemimpin sesungguhnya bukan orang yang di beri mahkota tetapi dia adalah pembawa pacul untuk mencangkul, mengupayakan kesejahteraan bagi rakyatnya. Orang Jawa mengatakan pacul adalah papat kang ucul (empat yang lepas), artinya adalah Kemuliaan seseorang akan sangat tergantung empat hal, yaitu : Bagaimana menggunakan mata, hidung, telinga dan mulutnya.

1. Mata di gunakan untuk melihat kesulitan rakyat.
2. Telinga di gunakan untuk mendengar nasehat.
3. Hidung di gunakan untuk mencium wewangian kebaikan.
4. Mulut di gunakan untuk berkata-kata yang baik dan adil.
Jika empat hal itu lepas, maka lepaslah kehormatannya.

Gembelengan
Gembelengan artinya besar kepala, sombong dan bermain-main dalam menggunakan kehormatannya.
Banyak pemimpin yang lupa bahwa, dirinya sesungguhnya mengemban amanah rakyat. Tetapi dia malah.
1. Menggunakan kekuasaannya sebagai kemuliaan dirinya sendiri.
2. Menggunakan kedudukannya untuk berbangga-bangga di antara manusia.
3. Dia menganggap kekuasaan itu karena kepandaiannya.

Nyunggi wakul, Gembelengan  Nyunggi  Wakul
Artinya membawa bakul (tempat nasi) di kepalanya. Banyak pemimpin yang lupa bahwa dia mengemban amanah penting membawa bakul di kepalanya.

WAKUL
Adalah simbol kesejahteraan rakyat.
Kekayaan negara, sumberdaya, Pajak adalah isinya. Artinya bahwa kepala yang dia anggap kehormatannya berada di bawah bakul milik rakyat.

Kedudukannya di bawah bakul rakyat.
Siapa yang lebih tinggi kedudukannya, pembawa bakul atau pemilik bakul?
Tentu saja pemilik bakul.
Pembawa bakul hanyalah pembantu si pemiliknya.
Dan banyak pemimpin yang masih gembelengan (melenggak lenggokkan kepala dengan sombong dan bermain-main).

Akibatnya
Wakul ngglimpang segane dadi sak latar. ( Bakul terguling dan nasinya tumpah ke mana-mana ). Jika pemimpin gembelengan, maka sumber daya akan tumpah ke mana-mana. Dia tak terdistribusi dengan baik. Kesenjangan ada di mana-mana. Nasi yang tumpah di tanah tak akan bisa di makan lagi karena kotor. Maka gagallah tugasnya mengemban amanah rakyat!

Wallahu a'lam.
Semoga kita jadi pribadi yang memiliki integritas sehingga siap menjadi suri tauladan di manapun kita berada.

0 komentar:

Posting Komentar